Rakornas ST2023: Momentum Kolaborasi Data Pertanian Indonesia
BPS saat ini tengah mempersiapkan kegiatan besar di tahun depan, Sensus Pertanian 2023 (ST2023). #KamiST kali ini memberikan informasi dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ST2023 yang dilakukan BPS hari ini (13/10) di Sukoharjo. Rakornas mengundang seluruh Kepala BPS Provinsi dan Kepala Dinas yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan hortikultura seluruh Indonesia, serta perwakilan K/L.
Rakornas ini merupakan momentum kolaborasi antara BPS dengan K/L/D terhadap pelaksanaan ST2023. “ST2023 dilakukan untuk mendukung evidence based policy di setiap siklus kebijakan. ST2023 harus mampu menjawab isu pertanian global dan nasional,” ujar Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto saat membuka acara.
ST2023 juga merupakan momentum untuk menciptakan satu data pertanian. “Harapannya ada basis data pertanian nasional, tentunya data ini akurat, konsisten, terdisagregasi, bisa diakses semua pihak. Ini harapannya terintegrasi sejak perencanaan. BPS sebagai leading sector penekanannya pada customer view, apa yang dibutuhkan oleh customer-nya,” jelas Atqo. Sementara dari sisi K/L/D kompilasi produk-produk administrasi yang dimiliki dapat memenuhi kaidah-kaidah statistik untuk melengkapi hasil dari pendataan yang dilakukan BPS.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan @kementerianpertanian Suwandi berharap, “Bagaimana data ST2023 dapat menggambarkan transformasi sektor pertanian ke arah yang lebih baik karena negara-negara maju itu dulunya (bertumpu pada, red) pertanian, lalu ke sektor industri dan perdagangan.”
Sujarwanto Dwiatmoko, Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sekda Provinsi Jawa Tengah (Jateng) @provjateng memberikan dukungan pada pelaksanaan ST2023. “Saya menyambut baik dan menyampaikan apresiasi dilakukannya Sensus Pertanian tahun 2023 mendatang yang hadir melengkapi dan mengurangi kesenjangan antara kebutuhan data terkini di sektor pertanian dengan ketersediaan (data, red) yang telah ada dan merujuk pada tersedianya one stop data pertanian di Indonesia,” ujarnya.